I made this widget at MyFlashFetish.com.

Wednesday, April 27, 2016

JIHADUN NAFS TAK BERARTI MEMASUNG DIRI

   Hai kawan-kawan bertemu lagi dengan saya, saya akan memberikan brother semua seperti biasa Ceramah 7 Menit. Ceramah yang sekarang ini saya akan menjelaskan tentang Jihadun Nafs kawan. Apakah kawan-kawan ingin mengetahui nyah ??, buat menambah Ilmu Pengetahuan di bidang Agama Islam brother... Jika kawan ingin mengetahui nyah. Kawan bisa membaca Artikel di bawah ini dari awal hingga akhir :), isya allah kawan semua akan mengerti apa itu Jihadun Nafs ?. Selamat Membaca Kawan :) :)..




“ JIHADUN NAFS TAK BERARTI MEMASUNG DIRI “

            Assalamu’alaikum Wr Wb...
            Kepada yang terhormat para ustadz dan ustadzah, para bapak, ibu, hadirin dan hadirat sekalian yang saya muliakan.
            Sebelum saya melanjutkan apa yang ingin saya sampaikan dalam kesempatan yang mulia, memulai mimbar kultum kali ini, marilah terlebih dahulu kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Ilahi Rabbi, yang senantiasa memberikan rahmat, taufiq dan petunjuk-Nya kepada kita sehingga pada saat ini, kita bisa bertatap muka di tempat ini, tanpa ada suatu halangan apapun.

            Sebagian umat Islam ada yang – entah sadar atau tidak – cenderung menggembosi spirit Islam dengan cara memanipulasi pemahaman ajaran Islam. Konsep-konsep Islam yang pada dasar nya memberi andil besar dalam membangkitkan spirit, telah menjadi virus yang melumpuhkan jiwa. Misalnya, konsep tentang Jihadun Nafs ini sebenarnya dimaksudkan untuk menggalang kekuatan spiritual dalam keadaan yang disukai ataupun yang tidak disukai. Dengan jihadun nafsu, diharapkan terhimpun kekuatan besar yang sangat potensial di dalam diri manusia. Karena segala bentuk keinginan yang tidak sejalan dengan tujuan terlebih dahulu telah ditunjukan.

            Jihadun nafs merupakan cara yang sangat efektif untuk mencapai kekuatan yang terkonsentrasi pada kesatuan dan integritas diri. Ia juga merupakan sebuah bentuk kesatuan keinginan, keterpaduan program yang bersinergi potensial untuk mencapai suatu tujuan. Antara unsur-unsur jiwa tidak terjadi benturan, pikiran dan perbuatan menjadi sejalan, keinginan pikiran dan kemauan hati menjadi setujuan. Hal inilah yang akan menimbulkan kekuatan spiritual yang bisa terwujud menjadi kekuatan aktual.

            Dalam kenyataannya, memang terdapat banyak orang yang tertindas oleh nafsu nya, karena nafsu bisa menjadi tiran dan bahkan bisa dijadikan sebagai tuhan, oleh orang yang diperbudaknya. Perhatikan peringatan Allah swt. Dalam firman-Nya :
“Apakah kamu tidak melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberikannya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?”
( QS. Al-Jatsiyah : 23 )

            Manusia, sebagaimana yang digambarkan dalam ayat tersebut, nyata-nyata dalam kesesatan yang besar dan hidupnya tidak akan efektif, waktunya akan habis terserap hanya untuk memenuhi keinginan nafsunya, energinya akan habis buat melayani nafsunya belaka, bahkan orang lain pun bisa tertindas dan terseret oleh kejahatannya. Na’udzu billahi min dzalik.

            Oleh sebab itu, Islam perlu mencanangkan jihadun nafs. Manusia dituntut untuk berusaha dan berjuang membersihkan dirinya (jihadun nafs) dengan sungguh-sungguh dari keinginan-keinginan nafsu yang akan memperbudaknya.
            Sebagai anugerah Tuhan, nafsutidak harus dibabat, dipasung dan dibasmi habis. Tetapi harus dikendalikan, diarahkan dan dikelola sehingga menjadi kekuatan dan energi positif. Dengan cara itu keinginan yang baik bisa tersalurkan dan yang kurang baik atau bahkan tidak baik bisa dinetralkan lalu diperbaiki.

            Jihadun nafs, tidak berarti menutup diri rapat-rapat dari pergaulan dunia luar, karena khawatir nafsunya akan bergolak dan tak mampu mengendalikannya, tidak pula dengan memenjarakan dan memasung diri di balik dinding tebal yang memisahkan dirinya dari dunia luar, bukan demi menyusun kekuatan baru dan juga bukan hendak melakukan perlawanan, tetapi menyerah untuk selama-lamanya. Apalagi sampai menyakiti dirinya, mengebiri segala keinginan, memasung segala naluri kemanusiaannya, tanpa memberi saluran sedikitpun dalam kehidupan luas yang harus dikelola dengan baik, sebagaimana mandat yang diembangnya sebagai khalifatullah fil ardh. Kita harus berani bertendang ke gelanggang menyandang Islam dengan tawaran-tawaran yang menawan. Selamat berjuang....

            Mengakhiri kultum di kesempatan hari ini, marilah kita berdo’a semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia serta petunjuk-Nya kepada kita, sehingga kita mampu mengisi hidup ini dengan nilai-nilai positif yang bermanfaat,aaamiinnn. Demikianlah, terima kasih atas perhatiannya dan mohon maaf atas kesalahan dan kurang lebihnya.
            Hadanallah waiyyakum ajma’in was salamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
           

2 comments: