Selamat Membaca Kawan..... :) :)
“
ANAK SEBAGAI AMANAT “
Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa
barakatuh....
Kepada yang terhormat para alim
ulama, para ustadz dan ustadzah, para bapak/ibu, hadirin dan hadirat yang saya
muliakan.
Pertama-tama, marilah kita panjatkan
puji syukur kepada Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam, semoga
senantiasa dilimpahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad saw. Sebab tersebab
beliau, kita yang telah ada di bibir jurang neraka dapat terselamatkan
daripadanya.
Anak merupakan amanat dari Allah
bagi orang tuanya. Oleh karena itu kita sebagai orang tua kita berkewajiban untuk memelihara dan
menjaga amanat itu dengan sebaik-baiknya. Menanamkan ketauhidan, mendidik
dengan budi pekerti yang luhur serta membekali dengan pengetahuan yang cukup
sebagai bekal mengarungi kehidupannya menjadi tanggung jawab dan kewajiban bagi
setiap orang tua. Al-Qur’an telah memberikan contoh bagaimana cara mendidik
anak dengan baik, sebagaimana yang di perankan oleh Luqman Hakim, di dalam
surat Luqman ayat 13 sampai dengan 19.
Sebagai orang tua, kita berkewajiban
untuk memberikan nama yang baik terhadap anak kita, mengawinkannya ketika telah
sampai umur dan mendapatkan jodoh, serta mengajarkan kitab suci Al-Qur’an
kepadanya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam sabda nabi saw. Yang diriwayatkan
dari Abu Hurairah r.a. berikut ini :
“Menjadi
hak bagi anak wajib atas orang tuanya, agar supaya mem-baguskan namanya,
mengawinkannya apabila anak itu sudah sampai umur dan mengajarkan kitab
(Al-Qur’an) kepadanya.”
Hadis tersebut mengandung pengertian
orang tua berkewajiban memberi nama anaknya dengan nama yang baik dan terpuji,
seperti Muhammad, Ahmad, Abdullah dan lain sebagainya. Karena nama adalah
bagian dari pada do’a, dengan memberikan nama yang baik dan terpuji berarti
sebagai permohonan dan harapan agar anaknya menjadi seorang anak yang baik,
saleh dan salihah.
Dan mengawinkannya jika telah cukup
umur dan mendapatkan jodoh yang sesuai (kuf-u), utamanya dari segi agama dan
akhlakul karimah. Apabila seorang anak telah cukup umur, memilki kemandirian
dan mampu serta berkeinginan untuk menikah, jika tidak segera menikah khawatir
terjerumus dalam perbuatan yang sangat keji, maka kawin adalah kewajiban
baginya dan sebagai orang tua berkewajiban untuk mengawinkannya.
Orang tua juga berkewajiban
mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anaknya, mulai dari membaca, memahami
sehingga dapat mengamalkan isi dan kandungannya dalam kehidupan. Karena
Al-Qur’an adalah sebagai pedoman hidup bagi umat Islam menuju keselmatan dan
kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat. Jangan sampai orang tua
membiarkan anaknya tidak mengerti ilmu-ilmu agama, tidak tahu bagaimana caranya
wudhu, shalat, tidak dapat membaca Al-Qur’an dan lain sebagainya dari ilmu-ilmu
agama yang harus diketahui.
Jika demikian maka orang tua itu
belum melaksanakan kewajibannya dan masih tetap berdosa dan akan dimintai
pertanggung jawaban di hadapan Tuhan kelak di kemudian hari, sekalipun anaknya
itu pandai dalam ilmu umum dan teknologi. Ketika ia memperhatikan keadaan
dewasa ini, betapa banyak dari kalangan orang Islam yang mengesampingkan
pendidikan agama terhadap anak-anaknya, karena mengajar pendidikan dan
sekolahan yang hanya mengajarkan ilmu-ilmu keduniaan demi mengejar pekerjaan
dan harta duniawi.
Di samping itu, orang tua juga
dituntut untuk mengajarkan anak-anak nya menulis dan membaca, berenang dan
memanah atau menyerahkan kepada guru yang ahli. Juga memberi rizki yang baik
dan halal kepada anak-anaknya. Sebab segala sesuatu yang masuk dalam perut anak
atau yang dikenakan dalam tubuhnya itu amat besar pengaruhnya terhadap
kepribadian anak itu sendiri. Nabi saw. Bersabda : “Hak anak atas orang tua nya
adalah supaya agar ia mengajarkan kepada anaknya menulis, berenang, memanah,
dan supaya tidak memberinya rizki (makan, minum, pakaian dan lain-lain)
melainkan dengan rizki yang baik (halal).”
( HR. Baihaqi ).
Orang tua juga harus berusaha
untuk menempatkan anaknya pada tempat yang bagus, baik dari segi tempat
tinggal, pendidikan maupun teman pergaulannya, agar ia terkondisikan menjadi
anak yang baik dan berkualitas. Orang tua harus menanamkan akhlakul karimah
atau budi pekerti yang luhur kepada anak-anaknya. Budi pekerti dan akhlak yang
luhur sangat penting diajarkan kepada mereka dengan sabar dan terus menerus
sehingga menjadi kebiasaan dan tentu saja pada mulanya dipermalukan
latihan-latihan dan percontohan, apabila sudah meresap dalam kalbu, Insyaallah
akan tertanam dan terpatri dalam jiwanya sehingga menjadi terbiasa dengan
akhlak yang baik dan luhur. Imam Baihaqi
juga meriwayatkan hadis dari Aisyah, bahwa Nabi saw. Bersabda : “(Orang tua
juga berkewajiban) membaguskan tempat anaknya dan membaguskan budi pekertinya.”
( HR. Baihaqi ).
Hal penting yang harus juga
diperintahkan oleh orang tua adalah berlaku adil terhadap anak-anaknya, tidak
boleh pilih kasih, menganak emaskan anak tertentu dan menganak tirikan yang
lainnya. Sebab hal demikian bisa menimbulkan dendam dan permusuhan, di antara
anak, juga terhadap orang tuanya sendiri. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan
dari Nu’man bin Basyir, bahwa ayah Nu’man (Basyir) pernah datang kepada
Rasulullah saw. Bersama anaknya (Nu’man), lalu Basyir (ayah Nu’man) berkata :
“Sesungguhnya aku memberikan seorang hamba sahaya yang menjadi milikku kepada
anak ini (Nu’man).” Maka Rasulullah saw. Bersabda : “Apakah kamu juga melakukan
hal yang sama (memberikan seorang hamba sahaya) kepada semua anak-anakmu ??”
Basyir berkata : “Tidak.” Lalu Rasulullah saw. Lalu bersabda yang artinya :
“
Bertaqwalah kamu kepada Allah dan berlaku adil lah terhadap anak-anakmu. Lalu
ayahku kembali pulang dan menarik kembali (hamba sahaya) yang sudah di
sedekahkan padaku itu. “
( HR. Bukhari
dan Muslim ).
Demikianlah, ceramah 7 menit yang
dapat saya sampaikan dalam kesempatan kali ini, semoga kita benar-benar menjadi
muslim yang senantiasa memelihara dan menjaga amanat yang berupa anak dengan
sebaik-baiknya, agar menjadi anak saleh yang taat kepada Allah dan berbakti
kepada orang tua. Akhirnya, terima kasih atas perhatiannya dan mohon maaf atas
kesalahan dan kurang lebihnya.
Wallahul
muwaffiq ila aqwamit thariq, tsummas salamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa
barakatuh....
Gimana kawan-kawan ku isi ceramah nya menarik kan.. Semoga bermanfaat buat kawan-kawan ku semua, dan juga dilaksanakan dalam kesehariannya. Jangan lupa coment dan follow saya yah kawan... Salam Sukses,
Terima Kasih,
No comments:
Post a Comment