Saya akan membagikan sebuah peluang, semoga peluang ini bermanfaat untuk kita dan kawan-kawan kita. Jadikan HP kawan sumber pencari uang, sempatkan waktu sebentar untuk melihat peluang ini di web https://paytren.online/my-usaha.com
Selamat Membaca Artikel ini kawan... :) :)
jangan lupa like dan ikuti artikel ini kawan, hehehe...
“
ANTARA KEWAJIBAN DAN HAK “
Assalamu
‘alaikum warahmatullahi wa barakatuh...
Yang terhormat para ulama, para
ustadz dan ustadzah, para bapak/ibu, hadirin dan hadirat yang dimuliakan Allah
swt.
Mengawali pertemuan kita melalui
mimbar kultum ini, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah, Tuhan sarwa
sekalian alam. Shalawat dan salam, semoga senantiasa dilimpahkan kepada
junjungan Nabi besar Muhammad saw. Yang telah mengeluarkan manusia dari gelap
gulita kekafiran menuju pada cahaya kebenaran, yaitu Agama islam.
Dalam pandangan Al-Qur’an, moralitas
yang ditawarkan kepada umat Islam adalah lebih mendahulukan kewajiban barulah
kemudian mengenai hak. Perhatikan Firman Allah swt :
“Hanya
engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.”
( QS. Al-Fatihah
: 5 )
Hal ini agaknya berbeda dengan
pandangan sementara kalangan di dunia Barat, yang lebih mendahulukan hak dari
pada kewajiban. Sekalipun sepintas kelihatannya tak jauh berbeda, hanya
penekanannya saja, tetapi jika di cermati dan dipahami secara mendalam akan
terlihat perbedaan dan akibat yang ditimbulkannya.
Ketika seseorang berbicara dan
menuntut haknya, maka sadar atau tidak ia mengambilnya dari orang lain. Ia
mengambil sesuatu yang dituntutnya itu dari luar dirinya, untuk dirinya.
Apabila kita menuntut hak berarti juga kita melibatkan orang lain yang harus
merelakan sesuatu yang dimilikinya buat kita, atau orang itu terpaksa harus
melakukan sesuatu untuk diri kita.
Berbeda dengan kewajiban, bahwa
ketika kita melakukan kewajiban mengandung tuntutan bagi kita untuk berbuat
sesuatu atau memberikan sesuatu pada pihak lain. Dengan kata lain dapatlah
dikatakan bahwa”hak” berarti meminta, sementara”kewajiban” berarti memberi.
Dengan menitik beratkan pada
kewajiban berarti juga menekankan atas terciptanya keharmonisan dalam kehidupan
sosial. Mengapa?, karena bilamana setiap individu berlomba berbuat kebaikan buat orang lain,
bukannya menuntut dari orang lain, maka berbagai bentuk perampasan dan
eksploitasi hak seseorang dengan berbagai akibat yang ditimbulkannya, tidak
akan terjadi.
Tetapi apabila dalam kehidupan
sosial seseorang sering kali lebih menekankan hak tanpa memperhatikan
kewajiban, maka yang segera muncul adalah perselisihan, pertentangan dan
pertikaian. Seseorang menjadi selalu menghitung akan haknya tanpa pernah
berfikir akan kewajibannya terhadap orang lain. Yang selalu dipikirkan adalah
keinginan untuk menuntut bukannya ingin memberi. Pertentangan dan pertikaian
yang terjadi akhir-akhir ini yang telah menjadi begitu akut, betapa berbagai
tindakan anarkis dan destruktif terjadi di berbagai daerah menjadi sajian yang
selalu kita dengar dan kita lihat, melalui berbagai media baik cetak maupun
elektronik. Hal tersebut diakibatkan karena masing-masing lebih menekankan pada
hak dari pada kewajiban, lebih banyak menuntut dari pada memberi. Seorang
pemimpin sering kali hanya mementingkan haknya sebagai pimpinan dengan menuntut
ini dan itu, sementara kewajiban yang semestinya harus dikerjakan menjadi
terabaikan, terbengkalai dan dilupakan. Ketika terjadi persoalan yang
seharusnya menjadi tanggung jawabnya, justru dilemparkan kepada orang lain, ia
cenderung hanya mengenyam manisnya, cuci tangan dan melepas kewajiban dan
tanggung jawabnya.
Semestinya, kewajiban haruslah
ditekankan terlebih dahulu barulah kemudian berbicara dan menuntut apa yang
menjadi haknya, sehingga antara keduanya terjadi keseimbangan. Oleh sebab itu
marilah kita lakukan apa yang menjadi kewajiban kita dengan sebaik-baiknya,
barulah kita menuntut hak yang semestinya.
Demikianlah yang saya sampaikan
melalui mimbar kuliah singkat 7 menitan pada kesempatan yang mulia ini, mudah-mudahan
ada guna dan manfaatnya. Terima Kasih atas perhatiannya dan mohon maaf atas
kurang lebihnya. Akhirnya, wallahul muwafiq ila aqwamit thariq, was salamu
‘alaikum warahmatullahi wa barakatuh...
No comments:
Post a Comment