Selamat Membaca Kawan.. :) :)
“
MEMBENTUK KEPRIBADIAN YANG ISLAMI “
Assalamu
‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh...
Kepada yang terhormat para alim
ulama, para pejabat pemerintah baik sipil maupun militer, para ustadz dan
ustadzah, para bapak/ibu, hadirin dan hadirat yang dimuliakan Allah swt.
Mengawali pertemuan kita melalui
mimbar ceramah tujuh menit kali ini, pertaman-tama, marilah kita panjatkan puji
syukur kepada Allah, Tuhan sarwa sekalian alam. Shalawat dan salam, semoga
senantiasa dilimpahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad saw. Yang telah
menunjukan kita pada jalan yang lurus, jalan yang menuju kebahagiaan dan
keselamatan hidup di dunia dan akhirat.
Sebagai satu-satunya agama yang
tinggi dan diridhai Allah swt. Islam telah mengajarkan bagaimana seharusnya pandangan
dan sikap hidup seorang muslim dalam menghadapi berbagai persoalan yang di
hadapi dalam hidupnya. Di antara sikap hidup yang perlu diikrarkan, dilatih dan
dikembangkan dalam kehidupan dan pergaulan sehari-hari agar menjadi kebiasaan
dan mengakar kedalam kepribadiannya sebagai seorang muslim yang baik, yaitu :
Pertama : Mengucapkan kalimat Syahadat.
Mengucapkan dua kalimat Syahadat, menjadi dasar utama dalam membangun kehidupan
dan cita-cita. Kalaulah diibaratkan membangun sebuah bangunan, maka kalimat
syahadat laksana pondasi utamanya. Pondasi itu perlu diperkuat dan diperkokoh,
sehingga kontruksi bangunan yang ada di atasnya tidak mudah retak dan roboh,
tidak lekang karena panas dan tidak lapuk karena hujan.
Persaksian dengan mengucapkan dua
kalimat syahadat itu memiliki makna yang sangat penting bagi kehidupan seorang
muslim. Sehingga terbentuklah kepribadian seorang muslim yang tangguh dan
beridentitas muslim, dimanapun dan dalam kondisi apapun. Sebagaimana firman
Allah swt yang artinya :
“Saksikanlah,
bahwa kami adalah orang-orang yang menyerahkan diri kepada Allah ( orang-orang-
muslim).”
( QS. Ali Imran
: 64 ).
Kedua : Mengucapkan Basmalah,
dengan mengucapkan bismillaahirrahmaanir
rahiim, artinya :”Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Pemurah,”
ketika memulai suatu pekerjaan yang baik. Ucapan basmalah yang bersumber dari dalam lubuk hati secara ikhlas,
penunjukan pengakuan kita akan kekuasaan dan kebesaran Allah Yang Maha Pengasih
lagi Penyayang. Kita menyadari sepenuhnya bahwa berhasil atau tidaknya suatu
pekerjaan atau usaha yang kita lakukan tergantung atas kehendak dan izin Allah
swt. Usaha dan perjuangan yang kita lakukan hanyalah sebagai suatu bentuk
ikhtiar saja.
Setiap pekerjaan yang tidak dimulai
dengan basmalah akan terputus dari
berkah dan rahmat Allah. Nabi saw, bersabda : “Tiap-tiap perkara (pekerjaan)
yang tidak dimulai dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Pemurah akan terputus (dari rahmat Allah).”
( HR. Bukhari ).
Ketiga : Membaca Tahmid
(memuji Allah), ketika kita menutup atau mengakhiri suatu perkerjaan ,
hendaklah mengucapkan hamdalah,
bertammid (memuji kepada Allah swt.). sebagai contoh yang sederhana, ketika
mulai makan atau minum bacalah bismillahir
rahmaanir rahiim, artinya : “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Pemurah.”. Dan setelah selesai makan ucapkanlah hamdalah.
Ucapan tahmid itu, berarti sekaligus kita menyatakan syukur atas nikmat
yang dikaruniakan Allah swt. Membaca tahmid,
hendaklah tetap dilakukan tanpa memandang apakah pekerjaan yang dilakukan itu
berhasil atau belum. Seandainya pekerjaan itu belum berhasil, maka dengan
ucapan tahmid itu kita telah
melakukan pujian kepada Allah swt. Bertahmid
dan membaca hamdalah hendaklah tetap
di ucapkan ketika mengakhiri setiap pekerjaan baik telah berhasil ataupun
sebaliknya. Dengan mengucapkan tahmid,
utamanya di waktu belum berhasil, merupakan indikasi dari manifestasi kebesaran
dan kelapangan jiwa bahwa kita mampu menerima semua itu dengan lapang dada dan
penuh kepasrahan kepada Tuhan Yang Kuasa lagi Maha Menentukan.
Keempat : Mengucapkan Insya
Allah. Sebagai manusia, tidak mungkin kita hidup tanpa menjalin
hubungan dengan orang lain baik dalam perkumpulan, ditempat kerja, bersama
tetangga, dalam lingkungan keluarga dan lain sebagainya, bahkan sering kali
kita membuat janji, ikatan dan yang semisalnya. Di samping itu, kita juga tidak
bisa terlepas dari suatu rencana yang telah kita susun yang tentunya kita
berharap dan berusaha untuk dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Tetapi
dalam tataran pelaksanaannya tidak sedikit kita menemukan kendala dan berbagai
kesulitan yang berada diluar jangkauan dan perhitungan kita yang tidak dapat
kita atasi dan tidak dapat menemukan solusinya. Sebab semua itu pada tingkat
akhirnya hanyalah tergantung dan ditentukan oleh kehendak dan takdir Allah swt.
Oleh karena itu, dalam menghadapi
suatu janji atau membuat rencana seorang muslim hendaklah mendasarkannya pada
kehendak kekuasaan Allah dan biasakan mengucapkan insya allah. Karena manusia bisa merencanakan tetapi Tuhanlah yang
menentukan.
Kelima : Beristighfar (memohon
ampun kepada Allah). Sebagai manusia, kita tidak mungkin sunyi dari kesalahan
dan kekhilafan. Apabila kita terlanjur dan terpeleset melakukan kesalahan dan
dosa baik dosa kecil, utamanya dosa besar, maka bersegeralah beristighfar
memohon ampun kepada Allah swt. Karena Allah sangat menyukai kepada hamba-Nya
yang segera bertobat memohon ampun kepada-Nya, dan Dia adalah Tuhan Yang Maha
Pengampun. Allah swt. Berfirman :
“Dan
(juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri
sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka
dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah. Dan mereka
tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.”
( QS. Ali Imran
: 135 ).
Penyesalan yang timbul dalam jiwa
seseorang, sehabis melakukan kesalahan merupakan sebuah sikap jiwa yang baik.
Penyesalan yang timbul dengan penuh kesabaran disertai dengan kebulatan tekad
untuk tidak mengulangi kesalahan dan dosa itu lagi, merupakan sikap orang yang
bertobat.
Sehingga dengan begitu, timbullah
rasa optimisme di dalam memandang hari esok dengan penuh harapan. Bagi seorang
muslim harus yakin bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. Betapapun besarnya dosa yang kita lakukan, jika kita benar-benar
bertobat kepada-Nya, niscaya Dia akan mengampuninya. Karena Tuhan sangat
menyukai hamba=Nya yang bertobat dan membersihkan diri dari kesalahan dan dosa
yang pernah dilakukannya.
Keenam : Mengucapkan Hauqalah,
didalam menjalani kehidupan dan perjuangan, tidak sedikit kita bertemu dengan
rintangan dan kesulitan yang terasa begitu sangat berat dan melelahkan bahkan
mungkin berada di luar jangkauan kemampuan kita. Namun betapapun hebatnya
gempuran yang muslim kita tidak boleh sesak nafas, apalagi sampai putus asa,
kehilangan pegangan dan arah. Pada saat segala kekuatan lahiriah tidak mampu
mengatasi keadaan, maka haruslah ditumbuhkan kekuatan rohaniah bahwa “Tiada
daya dan kekuatan kecuali dari Allah semesta.”
Demikianlah ceramah tujuh menit yang
dapat saya sampaikan dalam kesempatan kali ini, semoga kita benar-benar menjadi
muslim yang memiliki kepribadian sebagai seorang muslim yang sejati, hingga
akhir hayat kita tetap berpegang teguh pada Islam, aaamiinnn... Akhirnya,
terima kasih atas perhatiannya dan mohon maaf atas kesalahan dan kurang
lebihnya. Hadanallah waiyyakum ajma’in, was salamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa
barakatuh...
Gimana kawan arikel nyah, menarik kan ??.. Jika menurut kawan ini menarik dan kawan semua sudah membaca nyah. Semoga isi artikel ini bermanfaat buat kawan ku semua nya....
Jangan lupa ikuti dan follow saya yah kawan...he
Terima Kasih kawan,
No comments:
Post a Comment