Selamat Membaca Kawan.. :) :)
Jangan lupa ikuti saya ya kawan, hehe
“
MEMETIK HIKMAH DARI PERISTIWA HIJRAH “
Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh...
Yang terhormat para alim ulama, para
ustadz dan ustadzah, para bapak/ibu, hadirin dan hadirat yang dimuliakan Allah
swt.
Mengawali jumpa kita melalui ceramah
tujuh menit kali ini, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah, Tuhan
semesta alam, sebab berkat rahmat, anugerah dan petunjuk-Nya pada saat ini,
kita bisa bertemu muka dan berkumpul di tempat ini tanpa ada suatu halangan
apapun. Shalawat dan salam, semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan Nabi
besar Muhammad saw. Yang telah mengeluarkan manusia dari gelap gulita kekafiran
menuju pada cahaya kebenaran, yaitu Agama Islam.
Ketika kita memperhatikan ayat-ayat
Al-Qur’an yang berkenaan dengan hijrah selalu dirangkai dengan pernyataan iman
dan jihad. Sebagaimana firman Allah swt. Berikut ini yang artinya :
“Orang-orang
yang beriman dan berhijrah serta berhijad di jalan Allah dengan harta benda dan
diri mereka adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah dan itulah orang-orang
yang mendapat kemenangan. Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan
rahmat dari pada-Nya, keridhaan dan surga mereka memperoleh di dalamnya
kesenangan yang kekal.”
( QS. At-Taubah
: 20-21 ).
Dari ayat tersebut kiranya dapatlah
kita pahami bahwa sikap hijrah haruslah di dasarkan pada keimanan dan motivasi
jihad, semangat perjuangan yang di dasarkan keyakinan kepada Allah untuk
mendapatkan rahmat dan keridhaan-Nya.
Rasulullah saw. Dan para sahabat
dalam menjalankan hijrah tidak saja mengorbankan harta benda, cucuran keringat,
tetapi jiwa dan raga pun menjadi dipertaruhkan. Bahkan ketika mereka menghadapi
saat-saat yang genting dan membahayakan yang sangat boleh jadi mengancam
keselamatan jiwanya.
Tetapi karena hijrah sebagai sebuah
bentuk jihad atau perjuangan yang didasarkan pada keimanan. Sehingga walau
bagaimana pun pahit getirnya penderitaan yang menimpa mereka, berpisah
meninggalkan kampung halaman dan harta benda yang bertahun-tahun mereka miliki
turun temurun, meninggalkan sanak keluarga yang dicintainya, menempuh
perjalanan gurun pasir yang sangat jauh dan melelahkan, mereka dapat melakukan
dengan ringan penuh keyakinan akan pertolongan Allah swt.
Dalam konteks kekinian di era global
dimana arus budaya skuler begitu derasnya membobol tanggul-tanggul peradaban
kita yang elok. Berhala-berhala modern ada dimana-mana, kemaksiatan merajalela,
kemungkaran menggila-gila, yang oleh sebagian orang dinyatakan sebagai
jahiliyah kedua (jahiliyah modern), maka pelajaran penting yang harus dipetik
dari peristiwa hijrah dan diterapkan dalam kehidupan kita ini ialah hijrah yang
bersifat mental dan hati nurani (hijrah qalbiyah).
Secara garis besar perjalanan dan
hikmah yang dapat kita petik dari peristiwa hijrah itu adalah :
Pertama : Kita harus memiliki
keteguhan hati dan kesabaran di dalam memperjuangkan cita-cita luhur,
sebagaimana yang telah di contohkan oleh Rasulullah saw. Walaupun kesulitan
terus menghadang, tekanan dan intimidasi timpa menimpa kaum muslimin terus
tetap tegak berdiri dalam memperjuangkan dan menegakkan komitmen keimanannya.
Kedua : Kesediaan berkurban, karena
setiap perjuangan tentu membutuhkan pengorbanan. Demi tetap tegaknya agama
Allah, kita harus berani berkurban, mungkin dengan mengorbankan kesenangan diri,
korban perasaan, harta benda barkah terkadang sampai pengorbanan nyawa.
Ketiga : Rasa optimisme memandang ke
depan yang lebih baik akan tegaknya kebenaran. Perjuangan tidak boleh surut
mundur ke belakang, cita-cita mulia harus tetap ditegakkan tanpa mengenal putus
asa, karena memang Islam dirancang Tuhan sebagai agama yang luhur dan pada
akhirnya kebenaran Agama Allah-lah yang akan menang dan kebatilan pasti akan
binasa.
Mengakhiri ceramah tujuh menit kali
ini, marilah kita berdo’a semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan
karunia serta petunjuk-Nya kepada kita, sehingga kita mampu mengisi hidup ini
dengan nilai-nilai perjuangan demi izzul Islam wal muslimin. Demikianlah yang
dapat saya sampaikan, terima kasih atas perhatiannya dan mohon maaf atas
kesalahan dan kurang lebihnya. Hadanallah waiyyakum ajma’in was salamu ‘alaikum
wa rahmatullahi wa barakatuh...
No comments:
Post a Comment