Selamat Membaca kawan.. :) :)
Jangan lupa ikuti atau follow saya yah kawan, hehe..
“
FAKTOR PENYEBAB BINTANG KEHIDUPAN MEREDUP DAN SURAM “
Assalamu
‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh...
Yang terhormat para alim ulama, para
ustadz dan ustadzah, para bapak/ibu, hadirin dan hadirat yang saya muliakan.
Mengawali pertemuan kita melalui ceramah
7 menit kali ini, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah, Tuhan
semesta alam. Shalawat dan salam, semoga senantiasa di limpahkan kepada
junjungan Nabi besar Muhammad saw. Yang telah mengeluarkan manusia dari gelap
gulita kekafiran menuju pada cahaya kebenaran, yaitu Agama Islam.
Kehidupan manusia memang tak sama,
ada sementara orang yang bintang kehidupannya bersinar terang, hidupnya selalu
diliputi kemudahan dan keberuntungan. Tetapi ada pula yang bintang kehidupannya
sedang redup, tertutup kabut dan mendung kehidupan. Kesulitan demi kesulitan,
kegagalan demi kegagalan dan ketidak beruntungan seakan berpihak kepadanya.
Usaha yang dilakukan seakan selalu mengalami kegagalan. Apa yang diusahakan
selalu tidak tepat, kesulitan demi kesulitan selalu menghadang jalan hidupnya.
Ketika berdagang selalu merugi, bahkan modal usahanya pun menjadi ludes dan
jatuh bangkrut. Ketika menanam tanaman atau biji-bijian, tidak mau tumbuh atau
begitu tumbuh habis dimakan hama penyakit.
Mengapa hal itu bisa terjadi ??...
Dan apa pula penyebabnya ??... Untuk mencari dan menemukan jawaban akan
sebab-sebabnya memang tidak mudah, karena faktor penyebabnya sangatlah
kompleks. Tetapi setidaknya kita bisa berkaca dan merenung Firman Allah
swt.berikut ini :
“Dan
adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup serta mendustakan
pahala yang terbaik, maka kelak kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang
sukar.”
( QS. Al-Lail :
8-10 ).
Memperhatikan ayat tersebut, kiranya
dapatlah kita ketahui bahwa ada 3 (tiga) hal yang mengantarkan seseorang pada
kesulitan dan kesukaran-kesukaran dalam kehidupannya, utamanya kelak di
akhirat, yaitu : Pertama: Bakhil; Kedua: Merasa cukup; Ketiga: Mendustakan
nilai-nilai kebenaran, serta tidak mempercayai akan adanya akibat positif dari
suatu kebaikan.
Kebakhilan itu sesungguhnya akan
sangat merugikan dan membuat seseorang menderita kesengsaraan. Allah swt.
Berfirman yang artinya :
“Sekali-kali
janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka
dan karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sesungguhnya
kebakhilan itu buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan
dikalungkan kelak dilehernya di hari kiamat.”
( QS. Ali Imran
: 180 ).
Sikap seseorang dengan menutup kran
nikmat dan karunia Allah yang dianugerahkan kepadanya untuk obyek-obyek atau
orang-orang yang disukai dan diridhai Allah swt. Adalah suatu kebakhilan. Dia
dikaruniai Allah anugerah rizki dan harta benda yang cukup tetapi dia bakhil
dan pelit menyumbangkan sebagian harta bendanya untuk keperluan amal, memmbantu
anak-anak yatim, orang-orang fakir miskin dan orang-orang lain yang
membutuhkannya. Hal inilah yang membuat-nya akan ditimpa kesulitan dan
kesengsaraan, utamanya kelak diakhirat akan mendapatkan siksaan yang pedih.
Nabi saw. Juga bersabda sebagaimana
yang diriwayatkan dari Urwah bin Zubair, dari Nabi saw. Sesungguhnya beliau
bersabda :
“...Orang
yang bakhil itu jauh dari Allah Azza wa Jalla, jauh dari surga, jauh dari
manusia dan dekat dengan neraka.”
Mengenai kebakhilan ini, Hasan Basri
menyatakan bahwa kebakhilan itu, jika seseorang melihat harta yang diinfaqkan
sebagai sesuatu kemusnahan dan apa yang ditahannya sebagai kemuliaan. Sumber
kebakhilan adalah cinta harta dan panjang angan-angan, ketakutan akan fakir dan
kecintaan pada anak.
Abu Hanifah rahimahullah berkata :
“Aku
tidak pernah melihat keadilan dapat tegak di tangan orang yang bakhil. Karena
kebakhilan akan mendorong seseorang untuk menguras habis, sehingga ia
mengeksploitasi dan mengambil melebihi haknya, karena ia sangat ketakutan akan
dirugikan. Orang yang demikian itu, tidak dapat dipercaya untuk memegang
amanat.”
Sementara sikap hidup dengan merasa
cukup, akan membuat dirinya berlaku sombong, ongkang-ongkang, malas berusaha,
merasa tidak butuh pada orang lain bahkan amat fatal kalau dirinya merasa tidak
butuh pada Allah swt.
Begitu pula sikap tidak mempercayai
pada nilai-nilai kebenaran, tidak mempercayai akan akibat baik dan pahala surga
dari kebaikan dan amal saleh, akan mengantarkan dirinya pada kesulitan,
kesengsaraan dan kebinasahan. Sikap semacam itu, membuatnya berbuat sesukanya,
memperturutkan hawa nafsunya, melakukan kejahatan demi kejahatan menjadi hal
yang lumrah dan biasa. Hal itu, tentu membuat suasana tidak nyaman,
menjauhkannya dari orang lain dan membuat murka Allah swt. Sehingga kesulitan
demi kesulitan dan kesengsaraan demi kesengsaraan akan menyelimuti kehidupannya
dan di akhirat kelak akan mendapatkan siksa yang amat pedih. Na’udzu billahi min dzalik.
Mengakhiri ceramah 7 menit kali ini,
marilah kita berdo’a semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia
serta petunjuk-Nya kepada kita, sehingga kita mampu mengisi hidup ini dengan
nilai-nilai positif yang bermanfaat, aaamiinnn.. Demikianlah, terima kasih atas
perhatiannya dan mohon maaf atas kesalahan dan kurang lebihnya.
Hadanallah
waiyyakum ajma’in, was salamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh...
No comments:
Post a Comment