I made this widget at MyFlashFetish.com.

Saturday, May 28, 2016

Mari Membiasakan Gemar Berinfaq

Hai kawan-kawan ku semua gimana kabar nya ?? pastinya sehat. Ok kali ini saya akan menyampaikan kepada kawan tentang ceramah 7 menit yang berjudul "Mari Membiasakan Gemar Berinfaq", apa kawan-kawan sering dan suka berinfaq ?? hayo jujur.. hehe, jika kawan ingin mengetahui seberapa besar pahala bagi orang yang berinfaq, bacalah ceramah di bawah ini kawan. menarik loh..
Selamat Membaca Kawan.... :) :)




“ MARI MEMBIASAKAN GEMAR BERINFAQ “

            Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh....
            Yang saya muliakan dan saya taati para alim ulama, para pejabat pemerintah baik sipil maupun militer, para ustadz dan ustadzah, para bapak/ibu, hadirin dan hadirat yang saya muliakan.
            Mengawali pertemuan kita melalui ceramah 7 menit kali ini, pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah, Tuhan sarwa sekalian alam. Shalawat dan salam, semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad saw. Sebab beliau kita dapat mengetahui yang hak dan yang batil, yang halal dan yang haram, antara jalan menuju ke surga dan jalan menuju ke neraka.
            Harta benda yang kita milki adalah anugerah Allah yang harus kita kelola secara benar dan kita tumbuhkan kesukaan untuk menafkahkan dan membelanjakannya di jalan Allah, sebelum datang saat penyesalan, yang tak memberikan kesempatan barang sedetikpun untuk menginfaqkannya, walaupun kemauan dan keinginan untuk berinfaq itu begitu besar. Renungkanlah firman Allah swt. Ini :
“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata : ‘Ya Tuhanku, mengapa engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh.’”
( QS. Al Munafiqun : 10 ).
            Sebelum kita mengalami penyesalan yang begitu besar dan mendalam, sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat tersebut, maka tidak ada jalan lain melainkan kita harus membiasakan diri gemar berinfaq. Karena sesal kemudian tiada berguna, apalagi sebuah penyesalan yang tidak memberikan toleransi barang sejenakpun kepada kita buat beramal. Mumpung kesempatan beramal dan berinfaq masih ada, janganlah kita menyumbat dan menutup kran kenikmatan harta anugerah Allah buat yang sangat membutuhkan dan kesulitan untuk mendapatkannya.
            Harta benda adalah titipan Allah yang sekaligus merupakan anugerah kenikmatan dari Allah yang harus disyukuri. Jangan sampai kita menjadi lupa diri dan beranggapan seolah-olah harta benda yang peroleh itu semata-mata karena usaha kita semata dan bukan pemberian Allah swt. Memang ada mereka menonjolkan jerih payah dan usaha yang dilakukan dari pada sumber pemberinya, yaitu Allah swt. Mereka baru disadarkan bahwa semua harta itu adalah pemberian dan milik Allah swt. Menjelang detik-detik kematiannya, pada saat sakaratul maut itulah mereka baru sadar dan ingin menafkahkan semua harta bendanya di jalan Allah. Tetapi kesempatan itu sudah tertutup baginya, dan merekapun mati dengan penuh penyesalan dan berwajah murung.
            Apabila manusia lebih mengedepankan dan membanggakan usaha dan kemampuannya atas harta yang didapatkan, serta memandang remeh dan tidak sadar bahwa sesungguhnya yang memberi semua yang diperoleh itu adalah Allah swt., maka muncullah manusia-manusia egois yang hanya mementingkan diri pribadi, mereka tidak mau tahu keadaan sekeliling, apalagi hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan agama. Jadilah mereka sebagai manusia-manusia bakhil dan kikir. Mereka tidak sadar bahwa sebenarnya dalam harta yang dimilikinya itu terdapat hak-hak orang lain, seperti fakir miskin, anak yatim, janda-janda dan orang-orang jompo yang kuat berusaha. Secara tegas telah dinyatakan di dalam Al-Qur’an bahwa dalam harta orang-orang kaya atau para aghniya’ terdapat hal fakir miskin yang harus diberikan kepada mereka. Allah swt berfirman yang artinya :
“ Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.”
( QS. Adz-Dzariyat : 19 ).
            Allah swt. Memberikan gambaran tentang perumpamaan pelipat gandaan pahala bagi orang yang menginfaqkan harta bendanya di jalan Allah, sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat 261 dari surat Al-Baqarah, yang artinya : “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap butir seratus biji, Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
( QS. Al-Baqarah : 261 ).
            Sebagai orang yang beriman kita harus meyakini kebenaran ayat tersebut, yang secara jelas, bahwa Allah akan melipat gandakan pahala orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah sebanyak tujuh ratus kali lipat, bahkan bisa jadi lebih banyak dari itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
            Oleh karena itu, marilah kita berusaha sekuat tenaga untuk membiasakan diri gemar berinfaq dan berlomba-lomba dalam melakukan kebajikan, agar kita mendapatkan pengampunan dan pahala surga yang kita dambakan. Allah swt berfirman yang artinya :
“ Dan bergegaslah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang yang bertaqwa, (yaitu) orang yang menafkahkan (hartanya) baik di waktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan)orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”
( QS. Ali Imran : 133-134 ).
            Kiranya jelaslah bagi kita, bahwa dalam ayat tersebut secara tegas Allah mengaitkan ketaqwaan dengan kesadaran berinfaq. Apabila kaum Muslimin yang berharta bersedia serta rela menafkahkan sebagian hartanya demi kepentingan agama Allah, niscaya tidak akan sia-sia, karena Allah Maha Mengetahui dan pasti kelak mendapat ganti yang lebih baik. Sebaliknya, apabila orang-orang Islam yang berharta tidak mau menafkahkan hartanya bagi kepentingan agama Allah, samalah artinya mereka telah berbuat zalim, kelak di akhirat tidak akan memperoleh pertolongan dari Allah swt.
            Allah swt berfirman : “Apa saja yang kamu nafkahkan atau apa saja yang kamu nazarkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. Orang-orang yang berbuat zalim tidak ada seorang penolongpun baginya.”
( QS. Al-Baqarah : 270 ).
            Mengakhiri ceramah 7 menit dalam kesempatan yang mulia ini, marilah kita berdo’a semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia serta petunjuk-Nya kepada kita, sehingga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang bertaqwa dan gemar berinfaq serta memperoleh keberuntungan besar, utamanya kelak di akhirat. Demikianlah yang dapat saya sampaikan, terima kasih atas perhatiannya dan mohon maaf atas kesalahan dan kurang lebihnya.
Hadanallah waiyyakum ajma’in, was salamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh....

Gimana kawan isi ceramah nya menarik kan pastinya, sering-sering berkunjung ke blog saya yah kawan. Semoga ceramah kali ini bermanfaat untuk kawan-kawan semua nya. Jangan lupa coment jika diperlukan dan follow saya yah kawan, Salam Sukses buat para Blogger Indonesia.
Terima Kasih,


No comments:

Post a Comment